Selasa, 26 April 2011



BRONCHOPENEUMONIA


A. PENGERTIAN
Bronchopeneunonia adalah penyakit virus pada saluran pernafasan bawah yang ditandai peradangan bronkioli yang lebih kecil
(Cecily, L. Betz 2002)
Bronchopeneunonia adalah suatu peradangan alveoli atau pada parenchyma paru yang terjadi pada anak
(suraidi, 2001)
Bronchopeneunonia adalah suatu radang paru yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus dan jamur, serta benda asing
(Ngastiah, 1997)
Dari beberapa definisi diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa bronkopeneumonia adalah salah satu ganggun pernafsan yang disebabkan oleh virus, jamur, serta benda asing yang dapat menyebabkan terjadinya peradangan pada bronkioli paru.



B. PATOFISIOLOGI
Etiologi
Penyebabnya ialah :
Bakteri : pneumococus, Streptococcus aureus, Basil gram negative, Mycrobakterium tuberculosis
Virus : Virus influenza, Adenovirus, Virus sitomegali
Aspirasi : makanan dan benda asing
Jamur : Histoplasmosis capsolatum, Candidaalbicans, Blastomikrisis, Kalsidomis, Domicacis aspergilosis, dan Actinomikosis.

C. MANIFESTASI KELINIS
a. demam tinggi kadang-kadang disertai kejang
b. batuk
c. Reles ( Ronki )
d. Anak sangat gelisah
e. Dispnea
f. Pernafasan cepat dan dangkal
g. Nyeri abdomen
h. Kadang-kadang disertai muntah dan diare
i. Tidak nafsu makan

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Foto Thorak
2. Labolatorium : pemeriksaan darah ( Leukosit ) Pemeriksaan urin ( Ureum )

E. KOMPLIKASI
 Atelektiasis ( kolap pada satu atau lobus paru )
 Efusi pleura ( kumpulan cairan pada ruang pleura )
 Abses paru ( kumpulan material eksudat dalam parenkim paru )
 Pleuritis ( radang paru dan mengakibatkan nyeri yang disebabkan oleh gesekan antara lapisan paru )
 Perikardiyis ( radang pada pericardium yang disebabkan oleh penyebaran secara hematogen oleh mikroorganisme )
 Empiema ( pertahanan pada rongga dada )
 Bakteremia

E. PENATALAKSANAAN
1. Medis
a. terapi
 Penicillin 50000 u/kg BB ditambah dengan kloramfenicol 50- 70 mg/kg BB/hari atau diberikan antibiotic yang mempunyai spectrum luas, seperti snficilin pengobatan ini diteruskan sampai bebas demam 4- 5 hari.
 Pemberian cairan intravena dan oksigen biasanya dicampurkan glukosa 5 % dan NaCL 0,9% dalam perbandingan 3 : 1 ditambah larutan KCL 10 mEq /500 ml /botol infuse.
 Pasienyang asidosis metabolic akibat kurang makan dan hipoksia maka dapat diberikan koreksi sesuai dengan hasil analisa gas darah dan berikan inhalasi sesuai indikasi.
b. keperawatan
 Menjaga kelancaran pernafasan ( memberikan O2, berikan posisi semi fowler, longgarkan pakaian yang menyekat, isap lender )
 Kebutuhan nutrisi dan cairan ( memberikan makanan lunak dan susu , infuse)
 Mengontrol suhu tubuh ( kompres dingin )
 Memenuhi kebutuhan istirahat klien
 Memberikan penyuluhan

F. PENGKAJIAN
Pernafasan
Gejala : pernafasan dangkal
Tanda : terdapat sefuntum, bunyi nafas ronkhi dan wheezing.
Sirkulasi
Tanda : penampilan kemerahan, atau pucat
Makanan/ cairan
Gejala : kehilangan nafsu makan,mual dan muntah
Tanda : malnutrisi, kulit kering dengan turgor kulit buruk
Nyeri/ kenyamanan
Gejala : sakit kepala nyeri dada,batuk
Aktifitas/ istirahat
Gejala : kelemahan,kelelahan
Tanda : penurunan toleransi terhadaf aktifitas

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafastidak efektif b/d peningkatan sputum
2. Perubahan pola nafas b/d penurunan kapasitas paru
3. Ganguan perfusi jaringan b/d penurunan pertukaran gas
4. Deficit folume cairan b/d kehilangan volume cairan berlebih
5. Kurang pengetahuan b/d kurangnya informasi

H. RENCANA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d peningkatan sepuntum
Tujuan : jalan nafas efektif
Criteria hasil: obstruksi tidak terjadi, ( sepuntum tidak ada ) ronkhi tidak ada, RR 20-30 x/ mnt, suara nafas vesikuler.
Intervensi : kaji frekuensi kedalaman pernafasan, auskultrasi area paru, catat adanya kreleks ,mengi, penghisapan sesuai indikasi, berikan air hangat.


2. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan berlebihan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan volume cairan terpenuhi.
Kritria hasil : Membran mukosa lembab,turgor kulit baik ,pengisian kapiler cepat,TTV stabil,blance seimbang.
Intervensi : Observasi perubahan TTV, observasi turgor kulit, kelembaban memberan mukosa., catat laporan mual muntah, Pantau intake dan out put cairan tekanan asupan cairan setidaknya 1500 ml/ hari atau sesuai dengan kondisi individu

3. Kurang pengetahuan keluarga berhubungan dengan informasi
Tujuan : Pengetahuan keluarga bertambah
Criteria hasil : Keluarga mengerti dan memahami tentang sakiat anaknya
Intervensi : Kaji ketingkat kecemasan orang tua, kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang anaknya, beri informasi dan tentang perawatannya

4. Devicit volume cairan b/d kehilangan cairan berlebih
Tujuan : Setelah dilakukan tundakan keperawatan selama……x24jam diharapkan volume cairan terpenuhi
Criteria hasil : Membrane mukosa lembab, turgor kulit baik, pengisian kapiler baik, tanda vital normal; nadi 20x/menit, Td 120/80 mm/hg, suhu 36 drjt C.
Intervenci : Obserfasi tanda vital, observasi turgor kulit, kelembapan membrane mukosa, catat laporan mual muntah, pantau intake output cairan, asupancairan sedikitnya 1500ml/hari atau sesuai kondisi indifidua.
5. Kurang pengetahuan kelurga b/d kurangnya informasi
Tujuan : setelah diberikan pendidikan kesehatan selama ….menit diharapkan kurangnya pengetahuan pada keluarga dapat teratasi
Kriteri hasil : keluarga mengrti dan memahmi tentang penyakit yang didrita klien
Intervensi : kaji tingkat kcemasan orangtua, kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang penyakit yang diderita oleh klien, beri informasi tentang perawatnnya.



DAFTAR PUSTAKA

Laksamana, Hendra, T. Kamus Kedokteran .2005. Jakarta .EGC

Wong. Donna L. PEDOMAN KLINIS KEPERAWATAN PEDIATRIK. Edisi 4 2004. JAKARTA .EGC.

Noastiah .perawatan anak sakit. 2005.edisi 2 .Jakarta .EGC.

Suriadi .Asuhan Keperawatan Anak.edisi 1.2001 Jakarta EGC

Tidak ada komentar: